REVOLUSI MENTAL SEORANG PENULIS


 Belajar Menulis Gelombang 17

  • Pertemuan Kesembilan : Jum'at, 22 Januari 2021
  • Waktu : 19:00 s/d 21:00 WIB
  • Pemateri : Ditta Widya Utami
  • Moderator : Sucipto Ardi
  • Topik : Mental Seorang Penulis
  • Peresume : Thoriq Hidayah, S.Pd.I (thoriqhidayah87@gmail.com)

Seorang perempuan yang masih muda namun sudah memiliki banyak prestasi di bidang penulisan. Beliau kelahiran Subang, Jawa Barat dengan profesi sebagai seorang guru IPA di SMPN Cipeundeuy, Subang. Beliau bernama Ditta Widya Utami.

Beliau berbagi di kesempatan malam ini tentang kesuksesan menulis bukan hanya terletak pada teknik menulisnya, akan tetapi juga dipengaruhi oleh mental dari seorang penulis. Berikut gambar garis besarnya:


Jika menegok kisah beberapa penulis tersohor baik di dalam maupun di luar negeri, ternyata banyak yang harus jatuh bangun ketika memulai karirnya sebagai seorang penulis. Namun, karena mereka  memiliki mental yang kuat, mereka bisa bangkit kembali dan akhirnya meraih kesuksesan.

Mental yang dimaksud di sini lebih kepada sebuah cara berpikir untuk dapat belajar dan merespons suatu hal. Sebagaimana yang dilakukan para penulis hebat dalam menghadapi setiap tantangan.

Berikut penjelasan lebih lanjutnya:

1. Siap Konsisten

"Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi." (Omjay)

Satu kutipan di atas sebetulnya sudah cukup menjadi bekal untuk kita sebagai penulis pemula. Jika kita sudah berniat untuk meningkatkan skill menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis adalah sebuah kata kerja. Artinya, harus ada tindakan nyata. 

Saat ini banyak sekali platform untuk menulis yang bisa kita manfaatkan. Contohnya seperti yang saya share melalui blog ataupun media sosial lainnya. Tapi mungkin masih ada juga yang menulis seperti Soe Hoek Gie. Dari buku catatan kemudian lahir sebuah buku. Ataupun seperti RA Kartini dari surat-suratnya juga lahir sebuah buku.

Semua orang mungkin bisa menulis. Tapi, untuk jadi penulis andal, butuh mental kuat agar bisa konsisten menulis. Salah satu tips agar bisa memiliki mental untuk konsisten adalah dengan mengenali diri sendiri. Sehingga tantangan apa pun yang menghadang, kita akan tau apa yang harus kita lakukan.

2. Siap Dikritik

Saat kita memutuskan untuk memublikasikan hasil tulisan kita di blog/buku/media sosial/media massa, dsb, maka penting kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik". Dengan demikian, kita harus menyiapkan mental untuk menerima masukan dari publik. Tak hanya bersiap untuk komentar baik, kita pun harus bersiap bila ternyata ada yang mengkritik dengan cukup tajam atas tulisan kita.

Dengan adanya masukan/kritik dari berbagai pihak, kita bisa mengetahui kekurangan dalam tulisan kita. Bukan hanya dari kacamata sendiri, tapi juga dari kacamata pembaca.

3. Siap Belajar

Jika sudah senang dan konsisten menulis, sudah bisa menerima saran maupun kritik, maka sungguh kita memiliki mental untuk belajar bertumbuh.

Ada dua cara yang dapat ditempuh :

  • Melakuan riset. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. Bisa dengan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media maupun dengan google traffic, dsb.
  • Tambah Bacaan. Saat ini, dimana literasi begitu digaungkan, maka kita harus menyiapkan mental untuk siap menjadi orang yang literat. Salah satunya dengan meningkatkan daya baca.

4. Siap Ditolak

Mental berikutnya yang perlu kita sadari adalah siap ditolak oleh media maupun penerbit, dll. Saat naskah kita ditolak, coba lagi dan lagi. Kita bisa  mencari alternatif lain, misalnya dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media sosial.

JK Rowling pernah ditolak belasan penerbit. Dewi "Dee" Lestari sang penulis Supernova pun pernah merasakan ditolak penerbit. Bahkan sekelas novelis horor Stephen King pun pernah ditolak. Bayangkan, jika mereka berhenti berjuang saat ditolak penerbit satu dua kali, mungkin saat ini kita tidak akan mengenal karya karya hebat mereka.

5. Siap Menjadi "Unik"

The last but not least. Mental yang perlu kita tanamkan untuk menjadi penulis adalah just be yourself. Jadilah diri sendiri. Jadilah unik, Maksudnya dalam menulis nggak perlu terlalu ikut-ikutan seperti orang kebanyakan. Tulis saja apa yang paling kita sukai, yang paling sesuai dengan diri kita.

Omjay misalnya selalu unik dengan tulisan setiap harinya. Mr. Bams unik dengan kalimat-kalimat positifnya. Dan Bu Kanjeng yang unik dengan gaya bahasanya yang begitu hidup.

Tengok blog atau buku Raditya Dika, isinya pasti humor. Jika membaca buku-buku Justin Gaarder (penulis Dunia Sophie), jangan heran jika terselip unsur filsafat. Karena basicnya beliau memang pernah jadi guru filsafat sebelum menjadi penulis. 

Nah, apa yang unik dalam diri kita? Mari kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Jadilah penulis jujur yang apa adanya dan ada apanya. Tidak dibuat-buat/dipaksakan (apa adanya) namun tetap berbobot (ada apanya), yang kedua bisa kita tingkatkan dengan terus berlatih menulis dan membaca.

Kesimpulan yang dapat diambil dari malam ini:

Semua orang bisa menulis, tapi tidak semuanya bisa menjadi penulis andal. Perbedaannya adalah pada mental seseorang. Buatlah tulisan yang unik dan mempunyai ciri khas dengan cukup tuliskan "APA ADANYA(tidak dibuat-buat) namun tetap ADA APANYA (berbobot)". Biarkan pembaca menilai secara objektif karya kita, karena penilaian memberikan perbaikan pada karya tulisan kita. Dan terakhir ditutup dengan sebuah konsistensi atau istiqomah dan jangan mudah menyerah.  

REVOLUSI MENTAL SEORANG PENULIS REVOLUSI MENTAL SEORANG PENULIS Reviewed by ThoriQ HidayaH's BLOG on 1/23/2021 10:23:00 AM Rating: 5

19 komentar:

  1. Keren isinya dan backgroundnya bagus

    BalasHapus
  2. https://hernisbanah.blogspot.com/2021/01/semakin-tinggi-semakin-berisi.html
    Monggo singgah di blog saya

    BalasHapus
  3. Sip. Mantep kesimpulannya. Terima kasih sudah berkenan membuat resumenya.

    BalasHapus
  4. Waaah keren bnget, menginspirasi sekali. Rapih dan indah dipandang tulisannya. Good Job deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pak nana...sampeyan adalah pensupport utama saya pak. he3

      Hapus
  5. woww, mantap, keren, ajib pak. saya suka bagian kesimpulannya. semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. sampeyan yang selalu menginspirasi saya pak miftah...selalu semangat

      Hapus
  6. Wah,mantap surantap ini resumenya Pak Thoriq. Lengkap, sistematis, dan informatif.

    BalasHapus
  7. Salam kenal ;)
    Mantap sekali resumenya, Pak 🙏

    BalasHapus

Perhatian:
Kami sangat menghargai setiap komentar yang anda berikan, akan tetapi demi kebaikan bersama silakan menuliskan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan. Terima Kasih


Diberdayakan oleh Blogger.
Red Pointer